Senin, 30 April 2012

Kaos Terbaru ABRI

Kini komunitas ABRI mengeluarkan kaos terbaru nya yang di rancang oleh ketua umum nya Qori jaka swara...kalau anda ingin berminat mempunyai kaos ABRI bisam memesan melalui situs ini anakbuahrhomairama.blogspot.com tau dengan facebook nya ABRI (Anak Buah Rhoma Irama) atau hubungi ke nomor ini 081310247029 terima kasih .....

Rabu, 25 April 2012

"Suara Hati Anak Pantai Untuk Rhoma Irama"



Bang Rhoma yang saya hormati...
Jangan salahkan turis pakai bikini
Mereka mencari matahari
Di pantai kebanggaan negeri ini
Untuk itu tolong pahami
Tak mungkin berjemur pakai dasi

Bang Rhoma yang saya hormati...
Mulailah introspeksi diri
Kelak kau temukan kebenaran sejati
Jangan banyak teori
Apalagi merasa suci
Engkau sendiri berpoligami

Kami anak pantai
Terbiasa dengan pemandangan begini
Biar pun rambut warna-warni
Kami masih punya nurani
Tak pernah ada syahwat menari

Bang Rhoma yang saya hormati...
Silahkan engkau datang kemari
Nikmati alam anugerah ilahi
Kami sambut dengan suka hati
Surfing pun kami ajari
Meluncur di atas ombak tinggi
Akan tetapi...
Jangan engkau pelototi
Kalau ada bodi seksi
Apalagi sampai birahi


Bang Rhoma yang saya hormati...
Mereka jangan dicaci maki
Apalagi dituduh pornografi
Semua itu keindahan tubuh yang alami
Dari negeri Sakura sampai Chili
Semua ada disini
Biarkan semua bangsa berbaur dalam damai
Mereka tidak cari sensasi
Tapi menghilangkan kepenatan sehari-hari

Jangan fanatik budaya Arab Saudi
Ingat budaya Indonesia asli
Sensual tapi penuh arti
Jika kau paksa terapkan di Bali
Semua itu akan jadi basi

Bang Rhoma yang saya hormati...
Jika engkau sudah datang kemari
Satu hal yang saya peringati
Meski ada turis cantik sekali
Jangan kau jadikan istri

Salam damai dari kami
Qori Jaka Swara

Sungguh Hebat, Penggemar Bakal Dirikan Museum Rhoma Irama

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA---Soneta Fans Club Indonesia (SFCI) Jawa Timur bakal mendirikan Museum Soneta untuk mengenang benda-benda bersejarah yang dipakai Rhoma Irama dan kelompok musiknya. "Saat ini kami sedang mengumpulkan koleksi dan mencari benda-benda serta aksesoris lainnya yang menandakan Soneta," ujar Ketua SFCI Jatim Surya Aka Irama, Rabu (18/1).
Diharapkan museum sudah ada paling lambat 2015. Selama tiga tahun ini, ia dan sekitar 200 anggotanya yang ada di Jatim mengumpulkan koleksi seperti kepingan kaset dan dokumentasi kegiatan Soneta selama di panggung.
Rencana didirikannya Museum Soneta, lanjut dia, merupakan kali pertama yang ada di Indonesia. Surya Aka mengaku, Bang Haji, panggilan Rhoma Irama selaku pimpinan Soneta sangat bangga dengan rencana SCFI tersebut. "Ini satu-satunya dan merupakan kali pertama di Indonesia. Bang Haji sangat bangga dan mendukung sekali dengan adanya museum ini," kata tokoh musik dangdut Jatim tersebut.
Pihaknya juga masih mencari tempat yang akan digunakan untuk museum di Surabaya. Menurut dia, kota ini dinilai tepat berdiri Museum Soneta karena sebagai ibu kota provinsi yang dianggap menjadi kiblat pendukung Soneta dan Rhoma Irama."Kami sangat yakin bisa mendirikan museum ini karena bekal koleksi dan benda-benda bersejarah seperti milik Bang Haji dan dokumentasi Soneta sudah ada. Pemiliknya juga sudah siap disumbangkan ke museum," papar Sekretaris Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) Jatim tersebut.

Selasa, 24 April 2012

Sajadah Ka'bah

Setelah hampir empat dekade berkecimpung di industri perfilman Indonesia, Rhoma Irama akhirnya memberanikan dirinya untuk duduk di kursi sutradara dan mengarahkan sebuah film yang juga menandai kali kedua ia membintangi sebuah film bersama puteranya, Ridho Rhoma. Berbeda dengan Dawai 2 Asmara (2010) yang menjadi kali pertama Rhoma Irama kembali berakting setelah sekian tahun, Sajadah Ka’bah adalah sebuah film yang mengembalikan Rhoma Irama ke dalam sebuah film yang memiliki jalan cerita bernuansa relijius… sekaligus menempatkannya kembali dalam sebuah peran yang menuntutnya untuk melakukan deretan adegan laga seperti di film-film yang banyak ia bintangi di masa lalu.
Dengan naskah yang ditulis oleh Asep Kusdinar, Sajadah Ka’bah berkisah mengenai perjalanan Rhoma Irama (Ya! Rhoma Irama di film ini kembali memerankan sesosok karakter yang memiliki nama yang sama dengan namanya) yang sedang mengunjungi masjid-masjid di Lombok dalam rangka silahturahmi dan syiar ukhuwah Islamiyah dengan para pengurus masjid di daerah tersebut. Setibanya di Lombok, Rhoma disambut oleh sahabat lamanya, Usman (Leroy Osmani). Tidak disangka, selain bertemu dengan sahabat lamanya, Rhoma juga bertemu kembali dengan Towi (Ruhut Sitompul), seorang pria yang masih memendam dendam terhadap Rhoma akibat perbuatan Rhoma di masa lalu yang secara tidak sengaja telah merusak sebelah matanya dan menyebabkan kebutaan permanen.
Konflik kemudian dimulai ketika Rhoma mengetahui bahwa Towi berniat untuk membangun sebuah kawasan pusat hiburan di daerah pinggir pantai Lombok dengan mengorbankan sebuah mesjid yang dimiliki oleh seorang janda bernama Sohiba (Ida Iasha). Sohiba sendiri telah semenjak lama menolak penawaran yang dilakukan oleh Towi agar dirinya mau menjual tanah miliknya dan merelakan mesjid sederhana yang ia miliki turut dihancurkan. Namun, sekeras usaha Sohiba untuk menolak tawaran Towi, sekeras itu pula Towi berusaha untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Harapan Sohiba untuk berlindung dari segala perbuatan licik Towi mulai datang ketika ia akhirnya bertemu dengan Rhoma yang juga kemudian turut berjanji bahwa ia tidak akan membiarkan Towi dengan semena-mena meruntuhkan mesjid yang dimiliki oleh Sohiba.
Adalah dapat dimengerti jika Rhoma Irama ingin mengenang kembali masa-masa kejayaannya ketika ia membintangi puluhan film yang menempatkannya sebagai pemeran karakter utama yang memiliki sifat relijius, heroik dan berani untuk melawan siapapun yang dianggapnya bertindak semena-mena dan melanggap berbagai prinsip kepercayaan yang ia pegang. Sayangnya, Sajadah Ka’bah memiliki dasar penulisan naskah cerita yang terlalu lemah untuk dapat menampilkan kembali masa-masa nostalgia tersebut dalam sebuah sentuhan kualitas yang menawan. Terdapat begitu banyak plothole di sepanjang penceritaan Sajadah Ka’bah yang membuatnya kadang terkesan terlalu mengada-ada dan sama sekali gagal untuk membentuk hubungan emosional dengan para penonton film ini.
Sajadah Ka’bah sendiri bukanlah sebuah film yang murni hanya berfokus pada karakter Rhoma Irama serta deretan konflik dan karakter yang ia temui ketika karakter tersebut diceritakan sedang berada dalam perjalanannya di Lombok. Di bagian lain, film ini juga mengisahkan mengenai karakter Ridho Rhoma (Ya! Ridho Rhoma mengikuti jejak ayahnya dan memerankan sesosok karakter yang memiliki nama yang sama dengan dirinya) dan jalinan kisah percintaan yang ia alami bersama karakter Rara (Michella Adlen). Hingga pertengahan film ini berjalan, dua sisi cerita yang ditampilkan oleh kedua karakter ini tidak pernah menemukan titik temu. Penonton dibiarkan berasumsi bahwa karakter Ridho adalah putera dari karakter Rhoma hanya berdasarkan hubungan darah yang dimiliki oleh kedua pemerannya di dunia nyata.
Semakin lama film ini menceritakan kisahnya, jalan cerita Sajadah Ka’bah terasa berjalan semakin datar dan tidak masuk akal. Lihat saja adegan akhir film ini, dimana seorang karakter diceritakan tewas dan disaksikan secara langsung oleh karakter yang diceritakan adalah puterinya. Absurd, orang-orang yang menyaksikan kematian tersebut justru bertepuk tangan dan puteri sang karakter yang tewas tadi kemudian menangis sesaat untuk kemudian secara perlahan dapat tersenyum kembali setelah seluruh karakter yang ada di dalam jalan cerita Sajadah Ka’bah berkumpul dan menghiburnya. Terkesan menggampangkan hanya untuk mencapai sebuah happy ending dari perjalanan sebuah kisah.
Sama sekali tidak ada yang istimewa dari penampilan para jajaran pengisi departemen akting Sajadah Ka’bah. Sebagian dari hasil tersebut muncul karena memang karakterisasi setiap peran yang hadir di film ini digambarkan secara dangkal dan tidak pernah benar-benar mampu hadir dengan kesan yang nyata. Sebagian lainnya, memang jajaran aktor dan aktris pengisi film ini tampil dengan kapasitas akting yang pas-pasan. Rhoma Irama murni muncul memerankan karakter yang telah diperankan dirinya selama bertahun-tahun. Ridho Rhoma tampil dengan kemampuan akting yang sama sekali tidak berkembang semenjak penampilannya di Dawai 2 Asmara. Ida Iasha terlihat sangat kesulitan dalam mengeluarkan ekspresi wajah yang tepat untuk karakter yang ia perankan ketika ia sendiri juga seperti kesulitan untuk melafalkan setiap dialog dengan notasi yang benar. Ruhut Sitompul tampil sama menyebalkannya seperti penampilan yang selalu ia perlihatkan ketika ia sedang memberikan sebuah pernyataan politik di berbagai stasiun televisi Indonesia dan penampilan aktor asing Chap Martin Ryan juga semakin memperburuk kualitas Sajadah Ka’bah secara keseluruhan.
Mungkin terdengar sinis untuk menggambarkan Sajadah Ka’bah sebagai sebuah film yang dibuat untuk memenuhi ego seorang Rhoma Irama. Namun, hal tersebutlah yang sebenarnya akan dapat dirasakan setiap orang ketika sedang menyaksikan film ini. Sayangnya, pemenuhan ego tersebut tidak diiringi dengan kualitas keluaran akhir yang sesuai. Jalan cerita Sajadah Ka’bah tampil begitu membosankan dengan deretan karakter yang digambarkan secara dangkal. Yang juga sama sekali tidak membantu adalah kualitas penampilan akting yang disajikan para pemeran film ini dan juga kualitas tata produksi film yang sama sekali jauh dari kesan istimewa. Membosankan dan jelas merupakan sebuah film dengan kualitas yang sangat mengecewakan.

Anak Buah Rhoma Irama Nyalon Gubernur JabarRMOL. Partai Demokrat (PD) Jawa Barat, kembali membuka pendaftaran bakal calon gubernur tahun 2013 mendatang, untuk maju dari partai pemenang pemilu 2009 lalu.

selasa, 24 april 2012

RMOL. Partai Demokrat (PD) Jawa Barat, kembali membuka pendaftaran bakal calon gubernur tahun 2013  mendatang, untuk maju dari partai pemenang pemilu 2009 lalu.Di hari keenam pembukaan pendaftaran, partai ini sudah menerima tiga bakal calon gubernur (balongub), yakni Ketua DPD Demokrat Iwan Sulanjana, Rektor Universitas
Al Ghifari Salli Iskandar, dan Bendahara Umum PAMMI (Persatuan artis musik melayu Indonesia) pimpinan H.Rhoma Irama, Teddi Sudarmadji. Nama terakhir, Teddi, pernah mencalonkan diri menjadi balongub DKI tahun 2008 lalu.

Ketua Tim Penjaringan Cagub Jabar PD, Didin Supriadin mengatakan dengan mendaftarnya Teddi, maka akan menambah sengit kompetisi di Partai Demokrat.

"Kita terima dengan baik, sesuai dengan persyaratan yang kita siapkan," ungkap Didin di kantor DPD Demokrat Jabar, Selasa (6/3).

Sementara itu, Teddi menyatakan akan membangun Jabar dari seluruh sektor. Bahkan program yang diusungnya ini juga didukung oleh Raja Dangdut Rhoma Irama.

"Kami berniat maju untuk membangun Jabar yang lebih baik, termasuk peningkatan kesejahteraan rakyat di Jabar, yang masih tertinggal oleh daerah lain. Hal ini merujuk pada data statistik, bahwa Jabar masih memiliki warga miskin sekitar 11 persen di seluruh Jabar, dan 1,3 persen di masing-masing kota dan kabupaten di Jabar," ungkap Teddi Sudarmadji.

Dirinya yakin didukung oleh rakyat Jabar, dan mampu membawa ke arah perubahan.

"Saya yakin, insya allah saya maju dan mendaftar untuk Cagub.Apabila partai memutuskan lain saya akan berpikir untuk menjadi Cawagub," ungkapnya.

Pendaftaran Bakal calon sendiri akan ditutup besok tanggal 7 Maret, pihak tim penjaringan Balongub sendiri sudah memastikan bahwa sejumlah nama akan mendaftar besok ke DPD Demokrat Jabar.

"Sudah ada konfirmasi dari sejumlah nama, insya allah besok kita sudah siapkan  mulai dari pukul 10.00 pagi," ungkap Didin selaku ketua tim penjaringan Cagub.

Sejumlah nama yang diyakini akan mengajukan diri diantaranya, Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf, anggota DPR RI sekaligus anggota Wantim DPP Partai Demokrat Adjeng Ratna Suminar, anggota DPR RI Daday Hudaya serta rektor Universitas Langlang Buana (Unla) Brigjen Pol. Purn. H. Nana Rukmana.

Nama-nama seperti yang santer disebut sejumlah media, yakni Walikota Bandung Dada Rosada serta Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanegara belum mengkonfirmasikan perihal pendaftaran cagub. [arp]

AIDA FITRIA (SONETA FEMINA) : BERAWAL DARI HALAMAN KANTOR KECAMATAN

 selasa,24 april 2012

" Saya masuk Soneta Femina bulan Mei 2002. Awalnya di ajak Dewi yang sudah lebih dulu jadi personil Femina.Kita memang sering bertemu di pertunjukan musik dangdut. Dia mengajak saya test vocal di Soneta Record. Kaget juga mendengar nama Soneta Record. Siapa sih yang tidak kenal Soneta.

Pada saatnya saya datang ke studio Soneta dan disana sudah ada 2 orang yang ternyata juga akan mengikuti test vocal. Saat itu kami diminta membawakan lagu Cinta Segitiga dan Selamat Malam secara trio. Dan Syukur Alhamdulillah ternyata saya dinyatakan lolos dan diterima menjadi personil Soneta Femina menggantikan posisi mba Ira SwaraUsai test tersebut beberapa hari kemudian langsung ikut tour show SONETA 10 kota di Jawa Timur. Pengalaman pertama yang benar-benar membahagiakan..Di SONETA Pak Haji tidak terlalu kaku menetapkan aturan yang pasti kita harus selalu disiplin, terutama saat latihan atau saat persiapan menjelang tampil. Pak Haji sangat tidak suka orang yang tidak berdisiplin. Pak Haji itu orangnya asyik, beliau bisa diajak bicara seperti seorang ayah bahkan juga seperti seorang teman. Awalnya mungkin kaku tetapi setelah beberapa waktu sudah langsung klik, begitupun dengan semua personil SONETA yang lain, meskipun sudah berusia lanjut tetapi tetap bisa bercanda juga.Saya tidak pernah secara khusus belajar olah suara. Semua berjalan dengan sendirinya. Awalnya terjun ke dunia tarik suara dimulai saat Wakil Kepala Sekolah tempat saya bersekolah meminta saya untuk tampil menyanyi saat peresmian gedung kantor Kecamatan. Beliau meminta saya karena di sekolah saya sering dihukum untuk menyanyi di depan kelas bila terlambat atau ada kesalahan lain. Dan ternyata saya berhasil tampil di acara tersebut hingga akhirnya saya jadi penyanyi panggung hingga saat ini. Di keluarga ada 2 orang adik saya yang juga penyanyi bahkan keduanya sempat jadi pemenang di acara  Tarung Dangdut MNC TV beberapa waktu lalu.Pengalaman paling berkesan bersama SONETA tentu saja saat show di Amerika Serikat. Ngga pernah terlintas dalam fikiran kalau suatu saat saya akan berada di Negaranya Obama tersebut. Alhamdulillah bersama SONETA saya akhirnya bisa sampai kesana dan semoga saja suatu saat ada tawaran show di Arab Saudi agar bisa sekalian umroh....(ayo dong Pak Haji SONETA di ajak umroh bareng..he..he)Saya gembira dengan adanya fans club semacam SONIA ini, karena tanpa fans apalah artinya kami ini. Apalagi SONIA itu orangnya asyik-asyik, meskipun suka jail mencuri-curi kesempatan mengambil foto kami dalam kondisi yang apa adanya. Maju dan kompak terus ya SONIA...."

Rhoma Irama Sutradara Film Sajadah Ka'bah

 selasa, 24 april 2012

Film sajadah ka'bah merupakan sebuah film yag disutradarai oleh Rhoma Irama dengan menceritakan sebuah tokoh musyafir yang diperankan oleh raja dangdut yaitu H.Rhoma Irama sendiri, dengan bekal pengalaman yang sudah malang melintang didunia perfilman tentunya film sajadah ka'bah ini diharapkan menghidupkan gairah film indonesia terbaru pada tahun ini.

Film yang dibintangi oleh Rhido Rhoma yang tidak lain adalah anak dari H.Rhoma Irama serta bintag film yang lainnya sebut saja Ida Iasha serta Ruhut Poltak Sitompul dan masih bayak lagi artis film indonesia yang lainnya. Nah bagaimanakah kisahnya film ini marilah kita baca bersama cerita sinopsisnya film SAJA dibawah ini.Rhoma Irama, seorang musafir yang sedang mengunjungi masjid-masjid di Lombok dalam rangka silahturahmi dan syiar ukhuwah islamiyah dengan para pengurus masjid disana yang tergabung dalam forum Fahmi Tamami. Dibantu sahabatnya Fahru, Rhoma bertemu dan berkenalan dgn para pemuka agama di Lombok hingga tanpa sengaja Rhoma bertemu dengan seorang janda, Sohiba yang memiliki seorang putri, Saimah, yang masjidnya menjadi incaran Towi, seorang pengusaha yang berniat merubah masjid dan rumah Sohiba tesebut menjadi tempat perjudian terbesar di Lombok

Towi juga telah berhasil memanipulasi Ridho, anak Rhoma sehingga Rhoma bukan hanya mendapat tentangan dari Towi dan para begundalnya semata, melainkan juga dari anaknya sendiri di dalam menghalangi usaha perebutan masjid dan tanah Sohiba yang di incar Towi. Ridho menentang ayahandanya, karena tercampur dengan rasa cintanya kepada putri  tunggal Towi

Tak rela melihat masjid di alih fungsikan menjadi tempat perjudian, Rhoma akhirnya menerima tantangan berduel dengan Towi untuk menentukan siapa yang berhak atas masjid dan rumah Sohiba, sementara itu anak buah Towi mengintimidasi Sohiba dan putrinya serta merampas selembar sajadah bergambar ka’bah yang baru ditenun Sohibah.

Itulah gambaran dari film sajadah ka'bah yang mungkin sebentar lagi akan siap tayang dibeberapa bioskop diseluruh nusantara untuk itu tunggu saja tanggal mainnya, dan jika anda berminat berita terbaru mempersilahkan anda untuk membaca film drama korea terbaru disitus kami yang lain.

Rhoma Irama Minta Polisi Usut Kasus Pembajakan

Rahmat Hidayat
15/12/2012 06:30
Raja dangdut Rhoma Irama, Rabu (14/12), mendatangi Mapolda Jawa Timur. Kedatangannya bersama sejumlah penyanyi lain adalah untuk meminta polisi agar lebih serius mengusut tuntas kasus pembajakan hak cipta seni.

Menurut Rhoma usai bertemu dengan Kapolda Jatim, hampir 85 persen hasil bajakan telah beredar di pasaran. Hal itu dirasa sangat merugikan seniman terutama pemusik dan penyanyi.

Menanggapi laporan Bang Haji, panggilan akrab Rhoma, Wadir Reskrim Khusus Polda Jatim AKBP Sahardiantono menyatakan, polisi sudah sering merazia para penjual dan pelaku pembajakan VCD di seluruh penjuru kota di Jatim. Usai pertemuan, Bang Haji menyempatkan diri menyanyi bersama dengan sejumlah anggota polisi.(IAN)

Senin, 23 April 2012

Rhoma Irama: Dangdut Dipelajari Akademisi Amerika

senin,23 april 2012

Meski dangdut sempat disebut sebagai musik pinggiran, namun kenyataannya telah dipelajari oleh banyak akademisi dunia. Raja dangdut Rhoma Irama mengungkapkan, kalau sejumlah universitas di Amerika Serikat turut mempelajari dangdut.
"Dangdut banyak dipelajari di berbagai universitas. Itu menggembirakan. Dangdut sama bahkan bisa dibilang lebih bagus kandungannya dibanding musik yang lain. Mereka negara adidaya, begitu peduli, sampai ada yang membuat sebuah buku tentang dangdut. Orang luar mengapresiasi kebudayaan kita," ungkapnya.
Rhomayang baru terpilih kembali dalam Munas ke-3 di Surabaya 3-4 Maret lalu itu melantik pengurus PAMMI untuk periode 2012-2017. Pelantikan berlangsung di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4/2012). Hadir dalam acara tersebut, calon gubernur Fauzi Bowo.
Sementara itu, Prof Dr Andrew Weintraub, guru besar musik Pittsbergh University, AS yang hadir di pelantikan PAMMI itu mengungkapkan kalau musik dangdut sudah masuk Amerika Serikat sekitar 2007. Dia juga sudah banyak mengenalkan ke sejumlah kampus.
"Sebagai wakil Dangdut Cowboys, band di Amerika yang main dangdut, dangdut sudah berkembang di Amerika dari 2007. Mahasiswa sudah pada tahu, kita keliling ke universitas-universitas juga. Saya berharap orang di Amerika bisa menyukai dangdut, sebagai musik dan juga kebudayaan. Ada nilai estetika yang terkandung di situ," ungkapnya.
Sementara soal kemungkinan dangdut menjadi partai politik, Rhoma dengan tegas mengaku tidak akan membawa organisasi profesi itu ke arah politik. Namun secara pribadi wajar jika orang per orang terlibat dalam gerakan politik praktis.
"Nggak akan ke sana. Kita tetap akan jadi organisasi profesi. Kita nggak main politik atau berafiliasi dengan salah satu parpol. Namun indikator, adalah dangdut sebagai musik rakyat. Secara personil, pasti ada artis dangdut dalam pergerakan politik, misalkan kampanye Pemilu atau Pemilukada," terangnya.

Secuil Dangdut, segenggam kemewahan

Secuil Dangdut, segenggam kemewahan
Oleh : Soleh Mohamad
Kamis, 19 april 2012, 16.00 WIB, komunitas Salihara, wadah penggiat sastra di Pasar Minggu Jakarta Selatan, mencatat sejarah. Salihara mendatangkan seorang peneliti asing yang juga profesor musik kelas dunia: Andrew Weintraub, untuk mendiskusikan bukunya “ Dangdut: musik, identitas dan budaya Indonesia” yang merupakan terjemahan “dangdut stories”, 2010. Dengan terbitnya edisi Indonesia, buku yang menjelaskan tentang sejarah dangdut ini ditengarai merupakan karya intelektual pertama yang secara konprehensif membahas mengenai musik rakyat, dalam banyak perspektif. Penulis tidak membahas mengenai isi buku ini, tetapi lebih kepada suasana kejiwaan dan perasaan yang mendiskripsikan betapa buku ini menjadi penting, ditengah keringnya intelektualisasi musik dangdut.
Menjadi sejarah, karena ini kali pertama, komunitas sastra Indonesia membicarakan dangdut dengan tekanan intelektualitas yang padat. Salihara tentu berani bicara dangdut karena musik bagian dari sastra. Mau tidak mau dan tidak terhindarkan, karya Andrew telah memenuhi selera kaum menengah atas, dimana kaum penggiat sastra ada di dalamnya. Buku Andrew seolah menjelaskan duduk persoalan tentang dangdut yang selama ini banyak orang kurang cerdas mempersepsikan. Para “kaum asing” tersebut, menilai dangdut sebagai musik kelas bawah, pinggiran, dekil, kampungan, dan orang menjadi malu apabila dilekatkan olehnya. Hipokritisme bangsa Indonesia yang paling akut bisa terlihat dari bagaimana cara mereka memperlakukan dangdut. Mereka mau tapi malu. Kebudayaan borjuis, mall, media televisi, majalah-majalah bergaya, simbol-simbol modern pergaulan anak muda semakin jauh mendengar suara gendang dan suling. Di sinilah peran Salihara menjadi penting, karena di sana representasi kelompok melek sastra bersuara, dan mereka lantang menyatakan tertarik.
Yang tak terduga, kehadiran sang moderator, Ayu “yang memang ayu” Utami. Penulis kawakan yang selama ini pro terhadap gerakan liberalisme, teryata diam-diam memendam perhatian kepada dangdut. Ayu cukup piawai membawakan diskusi, sehingga peserta yang hadir cukup menikmati dialog-dialog mantan wartawati tempo ini. Ayu melemparkan pernyataan tentang kontradiksi-kontradiksi yang ada dalam musik dangdut dan eksploitasi perempuan dalam pagelaran musik dangdut. Penulis tentu sangat memahami kegusaran Ayu, sebagai aktifis HAM dan juga mungkin mewakili banyak pihak. Betapa mungkin misalnya berdakwah sementara para pendengarnya di lapangan berjoget, betapa mungkin mendendangkan syair-syair nan indah namun para audiensi malah bermabuk ria. Buku Andrew memang tidak membahas hal ini, tetapi Rhoma Irama dalam banyak kesempatan telah menjawab fenomena yang dikhawatirkan Ayu. Sayang, Ayu tidak cukup waktu “mendengarkan” Rhoma Irama.
Denny Sakri, yang mendapat julukan kamus musik berjalan, sangat piawai membahas dangdut dan fenomena Rhoma Irama. Sakri mengkaitkan musik dan lirik serta membandingkannya dengan tren perkembangan musik dunia. Namun secara khusus Sakri menyatakan bahwa Rhoma Irama merupakan revolusioner musik dangdut. Musik dangdut ala Rhoma Irama masih aktual hingga saat ini, seolah tak lekang oleh zaman. Tiada musik dangdut tanpa Rhoma Irama, Elvi Sukaesih dan Arafiq.
Acara menjadi hidup ketika Andrew menyanyikan lagu-lagu dangdut dengan gitarnya. Andrew yang fasih berbahasa Indonesia mendendangkan lagu “gelandangan”, “cinta sampai di sini” dan “cukup sekali”. Pilihan lagu ini bukan tanpa dasar. Dengan analisisnya, Andrew memaparkan bahwa lagu “gelandangan” karya Rhoma Irama, mewakili perasaan rakyat kecil. Meskipun menuturkan kesedihan tetapi tetap menyiratkan semangat hidup. Peserta sangat menikmati alunan Andrew, meskipun tanpa gendang, sebagaimana ciri khas dangdut.
Terbitnya buku Andrew ini merupakan kebanggaan bagi para musisi, penyanyi dan pencinta musik dangdut. Di tengah kedahagaan kita mencari dokumentasi ilmiah tentang dangdut, Andrew menyajikannya. Tentu kita masih menunggu karya-karya ilmiah lainnya tentang dangdut, agar para kelas borjuis di atas membaca dan menjadi mengerti bahwa sesungguhnya dangdut itu berkelas dan mewah dan tidak lagi secuil...

FUJI (SONETA FEMINA) : "ALHAMDULILLAH YA...BERKAT SONETA ORANG CILEUNGSI BISA KE AMRIK.."

" Fuji bergabung di Soneta Femina sekitar bulan Oktober tahun 2002. Sebelumnya Fuji bergabung dengan group binaan Pak Haji Nasir dan Pak Haji Hadi. Saat itu Fuji diminta Pak Haji Nasir untuk datang ke studio Soneta karena Pak Haji Oma memerlukan penyanyi wanita untuk menggantikan personil Soneta Femina yang mengundurkan diri karena menikah dan hamil. Terus terang Fuji kaget dan bangga bisa diminta ikut audisi Soneta Femina, soalnya siapa sih yang tidak kenal Rhoma Irama dan Soneta Group. Saat audisi itu Fuji sengaja membawakan lagu " Terajana ". Deg-degan, takut, sungkan, takjub dan bermacam-macam perasaan bercampur aduk saat nyanyi langsung diiringi Soneta Group. Alhamdulillah Fuji dinyatakan lolos dan resmi diterima sebagai anggota Soneta Femina.Sebagai pimpinan Pak Haji Oma adalah sosok yang sangat membimbing. Beliau tidak se-arogan dan se-otoriter seperti yang banyak diberitakan. Beliau sangat profesional dan teguh memegang prinsip di dalam bermusik karenanya tal heran bila Soneta tetap bisa bertahan menjadi nomor 1 hingga saat ini.
Pak Haji Oma paling tidak nyaman bila melihat Soneta Femina berpakaian ketat atau terbuka. Beliau akan segera menegur bila ada yang demikian, tetapi cara menegur Pak Haji bukan seperti atasan menegur bawahan, melainkan seperti seorang ayah menegur anaknya, bahkan terkadang seperti bercanda.
Salah satu ketegasan Pak Haji adalah soal kedisiplinan. Ia akan sangat marah bila kita terlambat saat latihan atau saat cek sound di lokasi pertunjukan tanpa ada alasan yang jelas. Pak Haji tak segan-segan menelpon secara langsung ke kita bila pada saatnya ternyata kita belum hadir di lokasi.
Dari sekian banyak lagu Soneta, Fuji paling suka dengan lagu "Sedekah". Meskipun lagu itu merupakan saduran lagu lagu India tetapi di tangan Pak Haji lagu itu menjadi sangat berisi pesan moralnya.
Salah satu pengalaman yang tidak akan Fuji lupakan adalah saat Soneta manggung di Amerika. Penonton disana sangat antusias menyaksikan pertunjukan Soneta. Terkadang Fuji suka tersenyum sendiri bila mengingat kejadian disana. Usai pertunjukan banyak penonton asing yang menyapa personila Soneta, tapi karena kami tidak mengerti bahasa mereka kita bisanya cuma melongo dan senyum-senyum saja.
Fuji bangga dan bersyukur sekali bisa diterima bergabung dengan Soneta Group.
Alhamdulillah ya...berkat SONETA orang Cileungsi bisa sampe ke Amrik......he..he...he"

Rhoma Irama Meramaikan Ulang Tahun OVJ

Raja Dangdut Rhoma Irama dan SONETA Group siap tampil meramaikan Ulang Tahun Opera Van Java di Trans 7, Selasa, 17 April besok. Acara yang akan disiarkan secara langsung mulai pukul 19.00 WIB ini merupakan paket special bagi OVJ karena bila selama ini mereka sering memainkan cerita atau tokoh yang menyangkut Rhoma Irama dan SONETA Group maka kali ini Rhoma Irama dan SONETA akan ditampilkan secara langsung. Bagi SONETA acara ini juga merupakan kali pertama untuk SONETA tampil di acara komedi. Dalam persiapan latihan di studio SONETA Record kemarin, SONETA telah mempersiapkan 6 judul lagu masing-masing : "Chand Sifarish, Baca, Berkelana, Derita dibalik Tawa, Boleh Saja dan Citra Cinta". Apakah lagu-lagu ini akan disesuaikan dengan naskah OVJ? Kita tunggu dan saksikan bersama-sama.....

Ingin meneruskan jejak soneta group

Kini pemuda tangerang yang bernama rohidi mengeluarkan lagu ciptaan nya dengan alanunan musik dangdut pemuda ini mengeluarkan musik dangdut hasil ciptaan dia sendiri dia ingin membuktikan bahwa dia tidak cuma hanya penggemar soneta group saja tapi dia ingin meneruskan jejak-jejak soneta group .......

Komunitas ABRI

ABRI adalah komunitas yang baru kami buat pada tanggal 23 april 2012.tujuan komunitas ini untuk memberi semangat para penggemar soneta group agar tidak bosan-bosan mendukung soneta group atau mendengarkan musik-musik dari soneta group, bagi anda yang berkenan ingin bergabung di komunitas ini hubungi kami saja di nomor ini 081310247029 atau kirim inbox saja di facebook ABRI , alamat kami, jln,marsekal surya darma rt02/02 kecamatan neglasari kelurahan neglasari desa sewan arah mau kebandara soekarno hatta...sekian terima kasih,,,,