Rabu, 16 Mei 2012

Rhoma Irama Tak Izinkan Karyanya 'Dikoplo'

Raja dangdut Rhoma Irama tetap berkomitmen membersihkan musik dangdut dari tampilan pola berbusana yang menimbulkan kesan seronok dan jorok, serta goyangan yang erotis. Serangkaian dengan niatnya itu, Rhoma juga berkomitmen membersihkan musik dangdut dari nuansa musik koplo. Rhoma yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (DPP PAMMI) 2012-2017 itu menegaskan kalau pihaknya tidak melarang orang berkreativitas dengan musik dangdut, namun dirinya keberatan jika karyanya diaransemen dan dinyanyikan secara koplo.
"Buat saya, kreativitas dalam konteks untuk penyegaran dalam aransemen bisa-bisa saja. Dangdut bisa kolaborasi sama rock, jazz dan lain-lain. Kalau koploin dangdut, ini saya pribadi sebagai pencipta lagu yang dibawakan secara koplo merasa keberatan. Karena dalam koplo itu, menampilkan sisi erotisme, dari sejarah perjalanannya seperti itu," ungkapnya.
Lagu, menurut Rhoma harus memiliki ruh dan pesan, serta seni dan unsur-unsur lainnya. Namun dengan koplo, secara artistik dan maknawi telah dirusak. Rhoma mencontohkan, sebuah lagu cinta yang melankolis dirusak dan hilang nilai seninya, apalagi lagu religi saat dibawakan secara koplo.
"Itu pelecehan namanya. Semua bisa membuat genre apapun, tapi jangan mengkoplokan musik dangdut. Saya pribadi nggak izinin karya saya dikoplo. Musik fun doang tanpa artistik, saya nggak setuju," tegasnya.
Rhoma yang baru terpilih kembali dalam Munas ke-3 di Surabaya 3-4 Maret lalu itu juga melantik pengurus PAMMI untuk periode 2012-2017. Pelantikan berlangsung di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4/2012). (kpl/ato/dar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar